A. Assesmen Kinerja
Suatu asessmen yang
melibatkan siswa di dalam tugas-tugas otentik yang bermanfaat, penting dan
bermakna diantaranya asessmen kinerja, observasi dan pertanyaan, presentasi dan
diskusi, proyek dan investigasi, serta potofolio dan jurnal. Asessmen kinerja
bertujuan untuk mengases untuk kerja siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
tertentu. Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha,
perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini
harus melibatkan partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi,
kriteria penilaian dan bukti refleksi diri.
Asessmen Kinerja yaitu penilaian
terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan ketrampilan melalui proses
pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses dan produk. Asessmen
kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses ketrampilan dan kecakapan
dalam menyeleseikan tugas yang diberikan. Asessmen ini sangat cocok digunakan
untuk menggambarkan proses, kegiatan atau unjuk kerja. Asesmen ini melibatkan aktivitas
siswa yang membutuhkan unjuk ketrampilan tertentu atau penciptaan hasil yang
telah ditentukan. Karena itu, metodologi asesmen ini memberikan peluang kepada
guru untuk menilai pencapaian berbagai hasil pendidikan yang sebenarnya tidak
dapat dijabarkan di dalam tes tertulis. Melalui metodologi ini, asesmen kinerja
memungkinkan guru mengamati siswa saat sedang bekerja atau melakukan tugas
belajar atau guru dapat menguji hasil-hasil yang dapat dicapai, serta menilai
(judge) tingkat penguasaan/kecakapan yang dicapai siswa.
Asesmen kinerja tidak hanya
bergantung pada jawaban benar atau salah. Sebaaimana halnya dengan asesmen
bentuk esay, observasi yang dilakykan oleh guru dalam rangka melakukan
pertimbangan-pertimbangan subyektif berkenaan dengan level prestasi yang
dicapai siswa. Evaluasi ini didasarkan pada perbandingan kinerja siswa dalam
mencapai standar excellent (keunggulan prestasi) yang telah dicapai sebelunya.
Sebagaimana tes esay, pertimbangan guru digunakan sebagai dasar penempatan
kinerja siswa pada suatu kesatuan/kontinum tingkata-tingkatan prestasi yang
terentang mulai dari tingkatan yang sangat rendah sampai tingkatan yang sangat
tinggi.
Hal-hal yang harus kita pahami
tentang asesmen kinerja adalah kita mendesain dan mengembangkan asesmen kinerja
untuk digunakan kelak di kelas kita sendiri. Metodologi asesmen kinerja
bukanlah suatu obat yang mujarab, bukan penyelamat guru dan juga bukan
merupakan suatu kunci untuk menilai kurikulum yang sebenarnya. Asesmen ini
semata-mata merupakan alat yang memberikan cara-cara efisien dan efektif unutk
menilai beberapa (bukan keseluruhan) hasil-hasil dari proses pendidikan yang dipandang
berguna.
Berdasarkan cara melaksanakan
asesmen kinerja, dapat dikelompokkan menjandi :
a. Asesmen
kinerja klasikal digunakan untuk mengases kinerja siswa secara keseluruhan
dalam satu kelas keseluruhan.
b. Asesmen
kinerja kelompok untuk mengases kinerja siswa secara berkelompok
c. Asesmen
kinerja individu untuk mengases kinerja siswa secara individu
Pelaksanaannya
guru dapat mengatur secara fleksibel kinerja-kinerja yang akan diases dalam
kurun waktu tertentu. Misalnya dalam dua semester guru merencanakan untuk
mengases ketrampilan setiap siswa dalam membuat larutan. Guru merencanakan
dalam dua semester tersebut empat kali kegiatan yang menuntun siswa mmebuat
larutan. Maka guru dapat membagi siswa ke dalam empat kelompok siswa yang akan
di ases pada pembuatan larutan. Siswa kelompok pertama membuat akan
mengases pada pembuatan larutan pertama,
dan siswa kelompok kedua akan mengases larutan yang berikutnya. Sehingga setiap
siswa mendapat kesempatan yang sama untuk dinilai ketrampilannya dlam membuat
larutan. Asesmen kinerja yang digunakan oleh guru tersebut adalah asesmen
kinerja individu :
Untuk merealisasikan asesmen kinerja
ini, di mulai dengan membuat perencanaan asesmen kinerja yang meliputi tiga
fase penting, yaitu :
1. Fase
1 : Mendefinisikan kinerja.
Pada tahap ini
ditentukan jenis kinerja apa yang ingin di nilai. Misalnya kemampuan
menggunakan mikroskop dapat diurai menjadi: membawa mikroskop dengan benar,
menggunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu, mengatur
pencahayaan, memasang preparat dan nmemfokuskan bayangan benda.
2. Fase
2 : Mendesain latihan-latihan kinerja.
Setelah kinerja yang
akan di nilai ditentukan tahap berikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang
memungkinkan aspek kinerja yang akan dinilai dapat muncul. Misalnya guru akan
menilai kemampuan menggunakan mikroskop, maka KBM yang dipersiapkan adalah
praktikum dengan menggunakan mikroskop.
3. Fase
3 : melakukan penskoran dan perekaman atau pencatatan hasil.
Asesmen
kinerja bersifat lugas (fleksibelitas) dalam pengembangan bagian-bagiannya,
tetapi ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu ketika meninjau faktor-faktor
konteks dalam rangka pengambilan keputusan tentang kapan mengadopsi
metode-metode assesmen kinerja. Pada dasarnya faktor-faktor utama yang dipertimbangkan
dalam proses seleksi assesmen sesuai dengan sasaran prestasi untuk siswa dan
juga dengan metodologi assesmen.
Dalam
klafikasi kinerja, pemakai bebas memilih dari suatu rentangan sasaran prestasi
yang mungkin dan assesmen kinerja dapat difokuskan pada sasaran-sasaran khusus
dengan mengambil tiga keputusan desain : merumuskan jenis kinerja yang dinilai,
mengidentifikasi siapa yang akan dinilai dan menetapkan kriteria kinerja.
Kegiatan
dalam komponen pengembangan latihan harus dipikirkan hal-hal yang menyebabkan
siswa melakukan tertentu yang dapat merefleksikan tingkat penguasaan atau
kecakapaan atau prestasi yang dicapai. Karena itu, dalam hal ini harus
dipertimbangkan hakekat latihan, banyaknya latihan yang dibutuhkan dan
petunjuk-petunjuk aktual bagi siswa untuk melakukan latihan tersebut.
Dalam
hal penskoran, penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar
faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat.
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukann dengan menggunakan dafter cek (ya-tidak) atau skala rentang (sangat baik-baik-kurang baik-tidak baik).
B.
Assesmen
Portofolio
Salah
satu prinsip penilaian adalah bersifat menyeluruh artinya menyangkut semua
aspek kepribadian siswa yakni aspek produk dalam proses belajar. Penilaian
untuk memperoleh informasi tentang sejauh man hasil belajar siswa atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa dapat dijaring melalui
berbagai assesmen. Assesmen portofolio merupakan assesmen otentik yang
menggambarkan kemajuan belajar siswa dengan bukti-bukti yang diseleksi bersama
oleh siswa dan guru.
Bukti-bukti
yang dikumpulkan dalam portofolio merupakan hasil seleksi bersama antara siswa
dengan guru yang dianggap karya terbaik dan berarti bagi siswa. Kumpulan karya
siswa yang akan dikumpulakan sebagai dokumen portofolio terlebih dahulu direviw
oleh guru, sehingga bersama guru siswa dapat menetukan bukti-bukti nyata yang
menggambarkan perkembangan dirinya.
Portofolio
sebagai assesmen otentik dapat digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu :
1. Mendokumentasikan
kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu.
2. Mengetahui
bagian-bagian yang perlu diperbaiki
3. Membangkitkan
kepercayaan diri dan motivatasi untuk belajar
4. Mendorong
tanggung jawab siswa untuk belajar.
Keuntungan
penerapan portofolio sebagai assesmen otentik antara lain sebagai berikut:
1. Kemajuan
belajar siswa dapat terlihat dengan jelas, misalnya serangkaian kumpulan jurnal
dan laporan percobaan siswa dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan
gambaran mengenai kemajuan siswa dalam membuat laporan.
2. Menekankan
pada hasil pekerjaan terbaik siswa dapat serta memberikan pengaruh positif
dalam belajar. Seleksi hasil karya terbaik siswa melibatkan siswa sehingga
siswa merasa dihargai
3. Membandingkan
pekerjaan sekarang dengan lalu memberikan motivasi yang lebih besar daripada
membandingkan dengan pekerjaan orang lain.
4. Siswa
dilatih untuk menetukan pilihan karya terbaik.
5. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja sesuai dengan perbedaan individu.
6. Dapat
menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa kepada siswa
itu sendiri orang tua dan pihak lain yang terkait.
Guru
dapat mengumpulkan portofolio melalui berbagai cara. Cara yang akan dipakai
harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, tingkatan siswa dan jenis
kegiatan yang dilakukan. Berikut ini adalah model portofolio IPA SD yang berisi
contoh-contoh pekerjaan siswa.
1. Hasil
ulangan
2. Uraian
tertulis hasil kegiatan percobaan sederhana.
3. Gambar-gambar
dan laporan lisan
4. Produk
berupa hasil pekerjaan proyek.
5. Laporan
kelompok dan foto kegiatan siswa.
6. Respon
terhadap pertanyaan open-ended masalah pekerjaan rumah
7. Salinan
piagam penghargaan.
Selanjutnya
contoh-contoh pekerjaan tersebut disimpan dalam satu tempat khusus (file
folder) untuk setiap siswa. Ketika diperlukan, portofolio siswa dapat dengan
mudah digunakan. Kejujuran siswa dalam melaporkan rekaman dan dokumentasi
belajarnya serta kejujuran guru dalam menilai kemampuan siswa sesuai dengan
kriteria yang telah disepakati merupakan syarat dilaksanakannya assesmen
portofolio.
Adapun
bentuk-bentuk assesmen portofolio diantaranya sebagai berikut :
1. Catatan
Anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian
mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan dan lembar rekaman
kejadiannya.
2. Ceklis
atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan
perkembangan yang hendak dicapai siswa.
3. Skala
penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa.
4. Tes
skrining yang berguna untuk mengidentifikasi ketrampilan siswa setelah
pengajaran dilakukan mislanya siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes
hasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatan lapangan.
Jenis
bukti dikumpulkan dalam portofolio bergantung pada tujuan penyususnan
portofolio itu sendiri. Misalnya di kelas 1 SD siswa belajar sains dengan
beberapa kompetensi diantaranya siswa mengenal anggota tubuh manusia melalui
pengamatan gambar, siswa mengetahui fungsi masing-masing anggota tubuh serta
siswa mampu mengidentifikasi cara memelihara kesehatan tubuh. Untuk
mengumpulkan bukti bahwa siswa telah menguasai ketiga komponen tersebut, jebus
portofolio yang harus dikumpulkan harus mengacu pada ketiga komponen tersebut.
Misalnya laporan hasil siswa tentang kebiasaannya menggosok gigi di rumah
merupakan bukti kompetensi ketiga.
Terdapat
3 langkah dalam menerapkan potofolio yaitu :
1. Tahap
persiapan yang meliputi
a. Menentukan
jenis portofolio yang akan dikembangkan
b. Menentukan
tujuan penyusunan portofolio
c. Memilih
kategori-kategori pekerjaan yang kan dimasukkan portofolio
d. Meminta
siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolio
e. Guru
mengembangkan rubrik untuk menyekor pekerjaan siswa. Rubrik merupakan kriteria
penilaian yang menjadi patokan dalam menentukan kualitas portofolio. Rubrik
merupakan kriteria penilaian yang menjadi patokan dalam menentukan kualitas
portofolio. Rubrik dapat disepakati bersama oleh guru dan siswa.
2. Mengatur
portofolio
Portofolio
diatur sesuai kesepakatan selama satu semester. Siswa harus diinformasikan
bahwa semua tugas atau beberapa tugas tersebut akan dijadikan bukti dalam
potofolio. Tugas-tugas yang dijadikan dokumen harus sesuai dengan tujuan
portofolio kemudian ditata dan diorganisir sesuai dengan ciri khas pribadi
masing-masing. Portofolio dapat disimpan di dalam folder khusus untuk setiap
siswa. Setiap bukti pekerjaan siswa yang masuk dan telah dipilih dan diberi
tanggal.
3. Pemberian
nilai portofolio
Bagian akhir yaitu
menilai portofolio yang telah telah lengkap. Aspek yang dinilai meliputi isi
potofolio dan kelengkapan portofolio yang meliputi pemberioan sampul, nama
pengembang dan perencanaan (siswa dan guru), daftar isi serta refleksi diri.
Contoh Implementasi Portofolio
Mata
Pelajaran : Sains
Kelas/semester : III (tiga)/Gasal 2007
Sekolah : SD Pati Lor 01
Langkah-langkah
Penyusunan Portofolio
a. Persiapan
meliputi:
·
Menetukan jenis portofolio yang akan
dikembangkan yaitu portofolio individu.
·
Menentukan tujuan penyusunan portofolio
yaitu mengetahui gambaran perkembangan pemahaman siswa tentang sains,
mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa, serta mengetahui perkembangan
kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sains.
·
Memilih kategori-kategori pekerjaan yang
akan dijadikan dokumen buktri portofolio, mislanya hasil tes formatif, hasil
observasi guru tentang aktivitas belajar, hasil pengamatan guru tentang
kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sains.
·
Meninta siswa untuk memilih tugas-tugas
yang akan dimasukkan dalam portofolio.
·
Guru mengembangkan rubrik untuk menyekor
pekerjaan siswa. Rubrik merupakan kriteria penilaian yang menjadi patokan dalam
menentukan kualitas portofolio.
·
Memutuskan bagaimana menilai portofolio
yang sudah lengkap dan terorganisir dengan baik (nilai akhir portofolio)
b. Mengatur
Portofolio
Siswa mengumpulkan dan
mengoleksi portofolio selama satu semester. Tugas-tugas yang akan dijadikan
bukti dalam portofolio dimasukkan dalam file folder. Setiap bukti yang
dikumpulkan harus diberi tanggal. Selanjutnya siswa menata dan mengorganisir
tugas-tugas yang sudah terkumpul. Untuk kelas satu langkah ini dapat dibantu
oleh guru.
c. Memutuskan
bagaimana portofolio tersebut dinilai. Penilaian akhir portofolio meliputi isi
yang mengacu pada rubrik yang telah dibuat.
BAHAN
AJAR, MODUL dan LKS
A.
Bahan
Ajar
Pengertian Bahan Ajar ada bebrapa pengertian, bahan ajar merupakaninformasi, alatdanteks yang
diperlukan
guru/instrukturuntukperencanaandanpenelaahanimplementasipembelajaran.
Bahan ajar adalahsegalabentukbahan yang
digunakanuntukmembantu guru/ instruktur dalammelaksanakankegiatanbelajarmengajar di kelas.Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun
bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research
Ltd/National Center for Competency Based Training.
Jadi,
secara umum bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak
sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.Bahan ajar merupakanbahanataumateripembelajaran yang
disusunsecarasistematis yang digunakan guru dansiswadalam KBM.
Perbedaan antara ciri-ciri bahan
Ajar dengan buku teks :
Bahan
Ajar :
Menimbulkan
minat baca
Ditulis
dan dirancang untuk siswa
Menjelaskan
tujuan instruksional
Disusun
berdasarkan pola belajar yang fleksibel
Struktur
berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai.
Memberi
kesempatan pada siswa untuk berlatih
Mengakomodasi
kesulitan siswa
Memberikan
rangkuman
Gaya
penulisan komunikatif dan semi formal
Kepadatan
berdasar kebutuhan siswa
Dikemas
untuk proses instruksional
Mempunyai
mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa
Menjelaskan
cara mempelajari bahan ajar.
Buku
Teks :
Mengasumsikanminatdaripembaca
Ditulisuntukpembaca
(guru, dosen)
Dirancanguntukdipasarkansecaraluas
Belumtentumenjelaskantujuaninstruksional
Disusunsecara
linear
Stukturberdasarlogikabidangilmu
Belumtentumemberikanlatihan
Tidakmengantisipasikesukaranbelajarsiswa
Belumtentumemberikanrangkuman
Gaya
penulisannaratiftetapitidakkomunikatif
Sangatpadat
Tidakmemilkimekanismeuntukmengumpulkanumpanbalikdaripembaca.
Jenis
Bahan Ajar :
Lembarinformasi(information
sheet)
Operation
sheet
Jobsheet
Worksheet
Handout
Modul
Bentuk Bahan Ajar :
a. Bahan
cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet. Wallchart.
b. Audio
visual seperti: video/film, VCD
c. Audio
seperti:
radio, kaset, CD audi, PH
d. Visual
:
foto, gambar, model/maket
e. Multi
Media : CD interaktif, computer, based, internet
Cakupan Bahan Ajar
a. Judul,
Mata Pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator. Tempat
b. Petunjuk
belajar (petunjuk siswa/guru)
c. Tujuan
yang akan dicapai
d. Informasi
pendukung
e. Latihan-latihan
f. Petunjuk
kerja
g. Penilaian
B.
Lembar
Kerja Siswa
Lembar kegiatan siswa (student
work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan
oleh siswa.Lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas. Tugas-tugas yang yang
diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan atau praktik.
Langkah-langkah penulisan LKS
sebagai berikut:
•
Melakukananalisiskurikulum; SK, KD, indikatordan
materipembelajaran.
•
Menyusunpetakebutuhan LKS
•
Menentukanjudul LKS
•
MenulisLKS
•
Menentukan alat penilaian
Struktur LKS secara umum adalah
sebagai berikut:
•
Judul, mata pelajaran, semester, tempat
•
Petunjuk belajar
•
Kompetensi yang akan dicapai
•
Indikator
•
Informasi pendukung
•
Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
•
Penilaian
C.
Modul
Modul
merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,
metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis
dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya.
Modul adalah bahan ajar
yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metoda,
dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Kebahasaannya dibuat sederhana sesuai dengan level
berfikir anak SMK atau input SMK. Dan digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan
kecepatan masing-masing individu secara efektif dan efesien. Memiliki karakteristik stand alone yaitu modul
dikembangkan tidak tergantung pada media lain serta bersahabat dengan user atau pemakai, membantu
kemudahan pemakai untuk direspon atau diakses. mengukur tingkat penguasaan materi diri sendiri,
terdapat umpan balik atas penilaian peserta diklat, terdapat informasi tentang
rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi.
Ciri-ciri Modul :
mampu
membelajarkan diri sendiri.
Tujuan
antara dan tujuan akhir modul harus dirumuskan secara jelas dan terukur,
materi
dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, tersedia contoh-contoh, ilustrasi
yang jelas
tersedia
soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya
materinya
up to date dan kontekstual,
bahasa
sederhana lugas komunikatif,
terdapat
rangkuman materi pembelajaran,
tersedia
instrument penilaian yang memungkinkan peserta diklat melakukan self
assessment.
Tujuan Penulisan Modul
:
Memperjelas dan mempermudah penyajian
pesan agar tidak terlalui bersifat verbal
Mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan
daya indera, baik siswa atau peserta diklat maupun guru/instruktur
Dapat digunakan secaa tepat dan
bervariasi seperti : meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau
peserta didik, mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi
langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya dan memungkinkan siswa
atau peserta diklat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
Memnungkinkan siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau mengevaluasi
sendiri hasil belajarnya.
Karakteristik Modul :
1.
Self
Instructional\
Pesetta diklat mampu
membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain
2.
Self
Contained
Seluruh materi
pembelajaran dai satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari
terdapat di dalam satu modul secara utuh.
3.
Stand
Alone
Modul manual/multimedia
yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus dugunakan
bersama-sama dengan media lain.
4.
Adaptif
Modul hendaknya
memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
5.
User
Friendly
Modul hendaknya juga
memenuhi kaidah bersahabat/akrab dengan pemakaiannya.
6.
Konsistensi
Dalam penggunaan :
a. FONT
b. Spasi
c. Tata
letak (layout)
7.
Format
a. Format
kolom tunggal atau multi
b. Format
kertas vertikal atau horisontal
c. Icon
yang mudah ditangkap
8.
Organisasi
a. Tampilkan
peta/bagan
b. Urutan dan susunan yang sistematis
c. Tempatkan naskah, gambar dan
ilustrasi yang menarik
d. Antar bab, antar unit dan antar
paragraph dengan susunan dan alur yang mudahdipahami
e. Judul, sub judul (kegiatanbelajar), dan uraian yang mudah
diikuti
9.
Daya
Tarik
a. Mengkombinasikan warna, gambar
(ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi
b. Menempatkan rangsangan-rangsangan
berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau
warna.
c. Tugas
dan latihan yang dikemas sedemikian rupa.
10. Bentuk dan ukuran Huruf
a. Bentuk dan ukuran huruf yang mudahdibaca
b. Perbandingan huruf yang proporsional
c.
Hindari penggunaan huruf kapital
untuk seluruhteks
11. Ruang (spasi kosong)
Gunakan spasi atau
ruang kosong tanpa naskah atau gambar untuk menambah kontras penampilan modul.
Kerangka
Modul :
Ø Halaman
Sampul
Ø Halaman
Francis
Ø Kata
Pengantar
Ø Daftar
Isi
Ø Peta
Kedudukan Modul